Senin, 04 April 2011

Dahsyatnya Rasa Syukur dan Iklas

Dahsyatnya Bersyukur
Berbagai tantangan dan hambatan hidup yang dijumpai manusia terkadang sangat berat. Pada dasarnya semua yang terjadi tu bisa baik bisa buruk. Tinggal dari sisi mana seseorang yang memandangnya seperti apa. Jika kita melihat sisi negatifnya, maka sebagus apapun hal itu akan menjadi negatif dan bencana. Tapi jika melihatnya dari sisi positif, maka sejelek apapun itu, akan menjadi positif. Bahkan bencanapun akan menjadi anugerah.
Kemampuan melihat sisi positif ini disebut bersyukur., Manusia sering mendengarnya tapi jarang ada yang bisa melaksanakannya. Rasa syukur bukan cuma di lisan. Bukan cuma dengan sedekah, tapi juga cara pandang kita. Bila kita memandang sesuatu dari sisi positifnya, maka bisa dipastikan dada kita akan dipenuhi dengan kesyukuran.
Biasanya para ulama akan mengatakan, boleh jadi bencana ini adalah penghapusan dosa kita, atau kita harus tetap khusnudzon (baik sangka) terhadap Allah, pasti Allah meletakkan hikmahnya di peristiwa tersebut.
Padahal nilai positif itu tak perlu kita tunggu. Saat terjadi bencana itupun, kita sebenarnya mendapatkan anugerah. Bencana alam misalnya, boleh jadi harta kita hilang begitu saja, tapi biasanya kita bisa menemukan peluang-peluang lain. Saat terjadi bencana, semua harus memulai dari nol, ini kesempatan untuk mengejar ketertinggalan.
Diceritakan bahwa, Imran bin Haththan, suatu hari, masuk rumah untuk menemui istrinya. Imran adalah seorang yang buruk muka, tak ganteng, lagipula pendek, sementara itu, istrinya begitu cantik. Tatkala ia memandang istrinya, wanita itu bertambah cantik saja dalam pandangannya. Dia pun tak mampu mengekang dirinya untuk terus menatap sang istri.
Lalu istrinyapun keheranan dan bertanya,”Ada apa denganmu, suamiku?” “Alhamdulillah, engkau sungguh seorang wanita yang cantik sekali,”jawab Imran spontan. “Berbahagialah, karena aku dan engkau berada dalam surga,” kata istrinya lembut.
“Darimana engkau tahu itu?”, tanya Imran keheranan. Istrinya menjawab,”Karena engkau telah diberi wanita seperti aku lalu engkau bersyukur, sedangkan aku diuji dengan seorang pria seperti engkau dan aku bersabar. Sementara itu, orang yang sabar dan bersyukur, keduanya berada dalam surga”.
“Bersyukurlah,niscaya kamu akan selalu bahagia menjalani hidup yang kian susah ini. Rahmat Allah senantiasa tercurah, tak ada habisnya diseluruh semesta. Jangan pernah dustakan itu. Yang penting kita tetap terus berusaha dan bersemangat melakoninya,” ujar Fulan sembari menepuk pundak saya dengan hangat.
Ciri-ciri dari orang yang memiliki keikhlasan diantaranya :
  • Hidupnya jarang sekali merasa kecewa,
    Orang yang ikhlas dia tidak akan pernah berubah sikapnya seandainya disaat dia berbuat sesuatu kebaikan ada yang memujinya, atau tidak ada yang memuji/menilainya bahkan dicacipun hatinya tetap tenang, karena ia yakin bahwa amalnya bukanlah untuk mendapatkan penilaian sesama yang selalu berubah tetapi dia bulatkan seutuhnya hanya ingin mendapatkan penilaian yang sempurna dari Allah SWT.
  • Tidak tergantung / berharap pada makhluk
    Sayyidina รข€™Ali pun pernah berkata, orang yang ikhlas itu jangankan untuk mendapatkan pujian, diberikan ucapan terima kasih pun dia sama sekali tidak akan pernah mengharapkannya, karena setiap kita beramal hakikatnya kita itu sedang berinteraksi dengan Allah, oleh karenanya harapan yang ada akan senantiasa tertuju kepada keridhaan Allah semata.
  • Tidak pernah membedakan antara amal besar dan amal kecil
    Diriwayatkan bahwa Imam Ghazali pernah bermimpi, dan dalam mimpinya beliau mendapatkan kabar bahwa amalan yang besar yang pernah beliau lakukan diantaranya adalah disaat beliau melihat ada seekor lalat yang masuk kedalam tempat tintanya, lalu beliau angkat lalat tersebut dengan hati-hati lalu dibersihkannya dan sampai akhirnya lalat itupun bisa kembali terbang dengan sehat. Maka sekecil apapun sebuah amal apabila kita kerjakan dengan sempurna dan benar-benar tiada harapan yang muncul pada selain Allah, maka akan menjadi amal yang sangat besar dihadapan Allah SWT.
  • Banyak Amal Kebaikan Yang Rahasia
    Mungkin ketika kita mengaji dilingkungan orang banyak maka kita akan mengaji dengan enaknya, lama dan penuh khidmat, ketika kita shalat berjamaah apalagi sebagai imam kita akan berusaha khusyu dan lama, tapi apakah hal tersebut akan kita lakukan dengan kadar yang sama disaat kita beramal sendirian ? apabila amal kita tetap sama bahkan cenderung lebih baik, lebih lama, lebih enak dan lebih khusyuk maka itu bisa diharapkan sebagai amalan yang ikhlas. Namun bila yang terjadi sebaliknya, ada kemungkinan amal kita belumlah ikhlas.
  • Tidak membedakan antara bendera, golongan, ras, atau organisasi
    Fitrah manusia adalah ingin mendapatkan pengakuan dan penilaian dari keberadaannya dan segala aktivitasnya, namun pengakuan dan penilaian makhluk, baik perorangan, organisasi atau instansi tempat kerja itu relatif dan akan senantiasa berubah, banyak orang yang pernah dianggap sebagai pahlawan namun seiring waktu berjalan adakalanya berubah menjadi sosok penjahat yang patut diwaspadai. Maka tiada penilaian dan pengakuan yang paling baik dan yang harus senantiasa kita usahakan adalah penilaian dan pengakuan dari Allah SWT.
Begitu besar pengaruh orang yang ikhlas itu, sehingga dengan kekuatan niat ikhlasnya mampu menembus ruang dan waktu. Seperti halnya apapun yang dilakukan, diucapkan, dan diisyaratkan Rasulullah, mampu mempengaruhi kita semua walau beliau telah wafat ribuan tahun yang lalu namun kita senantiasa patuh dan taat terhadap apa yang beliau sampaikan.
Bahkan orang yang ikhlas bisa membuat iblis (syaitan) tidak bisa banyak berbuat dalam usahanya untuk menggoda orang ikhlas tersebut. Ingatlah, apapun masalah kita kita janganlah hati kita sampai pada masalah itu, cukuplah hanya ikhtiar dan pikiran saja yang sampai pada masalah tersebut, tapi hati hanya tertambat pada Allah SWt yang Maha Mengetahui akan masalah yang kita hadapi tersebut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar